DEAR NETIZEN INDONESIA


 Masifnya akses terhadap internet di Indonesia saat ini yang dibuktikan dengan data sosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang baru saja dirilis Survei Penetrasi dan Perilaku Pengguna Internet Indonesia Tahun 2017. Survei dilakukan terhadap 2.500 responden dari seluruh wilayah di Tanah Air. Dalam survei tersebut, APJII memaparkan jenis-jenis penggunaan internet oleh masyarakat Indonesia. Data APJII menemukan, hampir 90 persen layanan yang diakses oleh pengguna internet adalah untuk layanan perbincangan alias chatting. Setelah itu disusul oleh akses terhadap media sosial. Rinciannya, sebanyak 89,35 persen layanan yang diakses adalah chatting. Setelah itu, 87,13 persen untuk media sosial, upload (unggah) foto di Instagram, Facebook, dan sebagainya.

Layanan yang paling sering diakses oleh pengguna internet di Tanah Air adalah untuk pencarian atau search engine, yakni dengan persentase sekitar 74,84 persen. Kemudian, sebanyak 72,29 persen layanan yang diakses adalah melihat gambar atau foto. Sebanyak 32,19 persen penggunaan internet adalah untuk membeli barang, sementara untuk menjual barang persentasenya mencapai 8,12 persen. Persentase akses layanan internet yangterendah dalam survei tersebut adalah untuk perbankan, yakni 7,39 persen. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi pihak-pihak terkait untuk meningkatkan penggunaan internet guna mengakses layanan perbankan.

Hal ini terkait juga dengan jumlah pengguna internet yang telah mencapai 143,26 juta jiwa di Indonesia pada tahun 2017, di mana seharusnya angka tersebut juga berkorelasi dengan peningkatan literasi media. Literasi media meningkat karena dalam kehidupan sehari-hari  seseorang  yang akan dipengaruhi oleh media  yang ada disekitar  kita  berupa  televisi,  film,  radio,  musik  terekam,  surat  kabar  dan  majalah. Dari  media  itu  masih  ditambah  dengan  dengan  internet  bahkan  kini  pun  melalui telepon seluler dapat diakses.

Melalui data diatas, menurut penulis terdapat peran penting atas literasi media yang akan menentukan bagaimana kelak perilaku netizen Indonesia kedepan. Apabila tingkat pemahamannya tinggi, maka akan dipastikan netizen dapat memanfaatkan media sebagai hal yang berguna bagi dirinya dan orang lain. Lalu pertanyaannya apakah literasi media itu?

Definisi  literasi  media  menggunakan  pendekatan  tritokomi  yang  mencakup  tiga bidang yaitu literasi media bermakna memiliki akses ke media, memahami media dan menciptakan  dan  mengekspresikan  diri  untuk  menggunakan  media  (  Buckingham 2005,  Livingstone  2005  ).  Akses  meliputi  menggunakan  serta  kebiasaan  media, artinya  kemampuan  menggunakan  fungsi  dan  kompetensi  navigasi  (  mengubah saluran  televisi,  menggunakan  sambungan  internet  ),  kompetensi  mengendalikan media  (  misalnya  menggunakan  sistem  terpasang  interaktif,  melakukan  transaksi melalui internet ) dll.

Pemahaman  artinya  memiliki  kemampuan  untuk  memahami  atau  menafsirkan  serta memperoleh  perspektif  isi  media  serta  sikap  kritis  terhadapnya.  Menciptakan mencakup berinteraksi dengan media ( misalnya  berbicara di radio, ikut serta dalam diskusi  di  internet  ,  juga  menghasilkan  isi  media.  Bagi  seseorang  yang  memiliki pengalaman mengisi berbagai media massa membuat seseorang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang dan pendekatan kritis terhadap isi media. Gilster  (2007)  memperluas  konsep  literasi  digital  sebagai  kemampuan  memahami dan  menggunakan  informasi  dari  berbagai  sumber  digital,  dengan  kata  lain kemampuan  untuk  membaca,  menulis,  dan  berhubungan  dengan  informasi  dengan menggunakan teknologi dan format yang ada pada masanya.

Penulis lain menggunakan istilah literasi digital untuk menunjukkan konsep yang luas yang  menautkan  bersama-sama  berbagai  literasi  berbasis  kompetensi  dan keterampilan  teknologi  komunikasi,  namun  menekankan  pada  kemampuan  evaluasi informasi  yang  lebih  “lunak”  dan  perangkaian  pengetahuan  bersama-sama pemahaman dan sikap (Bawden, 2008 ; Martin, 2006, 2008). IFLA  ALP  Workshop  (2006)  menyebutkan  bagian  dari  literasi  informasi  adalah literasi  digital,  didefinisikan  sebagai  kemampuan  memahami  dan  menggunakan informasi  dalam  berbagai  format  dari  sejumlah  besar  sumber  daya  tatkala  sumber daya  tersebut  disajikan  melalui  komputer.  Dengan  perkembangan  internet,  maka pemakai  tidak  tahu  atau  tidak  memperdulikan  dari  mana  asalnya  informasi,  yang penting mereka dapat mengaksesnya.

Setelah mengetahui berbagai macam definisi literasi media, lalu bagaimana cakupan literasi media digital? Istilah media mencakup  semua media komunikasi, kadang-kadang digunakan istilah media  massa  untuk  mencapai  audisi  hangat  besar  seperti  televisi  siaran  dan  bayar, radio,  film,  surat  kabar  dan  majalah.  Sering  pula  istilah  “dalam  semua  media  dan format yang   mengacu  pada  komunikasi  dan  diseminasi  informasi  dalam  berbagai  media berlainan serta berbagai format (teks, grafik, foto, tabel, statistik dll ). Literasi media mencakup semuanya dari memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk menggunakan teknologi  media  lama  dan  baru  sampai  dengan  memiliki  hubungan  kritis  ke  konten media. Tulisan seperti Buckingham (2005), Livingstone (2005) menyatakan bahwa trikomi  untuk  mendefinisikan  literasi  media  adalah  memiliki  akses  ke  media, memahami media dan menggunakan media. Literasi media mengakui pengaruh harian pada manusia yang berasal dari televisi, film, radio, musik, surat kabar, dan majalah.

Literasi  digital  mencakup  pemahaman  tentang  web  dan  mesin  pencari.  Pemakai memahami bahwa tidak semua informasi yang tersedia di web memiliki kualitas yang sama.  Dengan  demikian  pemakai  lambat  laun  dapat  mengenal  lagi  situs  web  mana yang  handal,  serta  situs  mana  yang  tidak  dapat  dipercaya.  Dalam  literasi  digital  ini pemakai  dapat  memilih  mesin  pemakai  yang  baik  untuk  kebutuhan  informasinya, mampu  menggunakan  mesin  pencara  secara  efektif  (  misalnya  dengan  “advanced search”).  Singkatnya  literasi  digital  adalah  himpunan  sikap,  pemahaman keterampilan menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media dan format.

Dear netizen Indonesia, Kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah komunikasi antara suatu tempat dan tempat yang lain, interaksi sosial bisa terjalin dengan pemanfaatan internet, misalnya dengan media jejaring sosial seperti facebook, twitter dan massenger lainnya memungkinkan masyarakat berinteraksi dengan mudah. Promosi sosialpun tidak asing lagi bagi manfaat internet dibidang sosial. Penggalangan dana untuk tujuan sosial sudah sering dilakukan melalui internet, seperti situs sosial dompet duafa misalnya atau situs-situs sosial lainnya dalam penggalangan dana bencana alam. Dengan menggunakan mesin pencari (search engine) google, yahoo ataupun yang lainnya dengan mudah dapat kita dapatkan informasi. Jadi, layaknya sebuah pisau, kegunaan internet yang menghasilkan menfaat maupun mudharat tergantung pada anda. Apakah untuk ‘membunuh’ orang atau untu berkarya di dapur? Semua tergantung pada anda, netizen Indonesia.


referensi:

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/19/171500926/hampir-90-persen-penggunaan-internet-di-indonesia-untuk-chatting-.
https://sulselprov.go.id/post/dampak-positif-internet-dalam-kehidupan-masyarakat


Komentar

Postingan Populer